Belajar dari Pengalaman tentang Kebaikan Hati dan Apresiasi: Perasaan Pihak Penerima Kebaikan

Beberapa hari yang lalu, untuk pertama kalinya saya ditawari tempat duduk oleh seorang pria yang memakai setelan baju kerja di kereta. Saya menyesal telah menolak tawaran baiknya karena merasakan semua orang disekeliling memperhatikan saya.
Setelah tawaran tersebut, saya menduga bahwa dia menawarkan tempat duduknya karena saya terlihat sangat lelah atau mungkin karena kebaikan hatinya yang menyadari ada sedang kesusahan.
Bagaimanapun, saya menyesali bahwa saya tidak sempat mengucapkan kata terima kasih.
Pada saat yang sama, saya juga teringat pengalaman dahulu saat menawarkan tempat duduk tetapi ditolak, sehingga sedikitnya dapat mengerti perasaannya.
Itu adalah pengalaman canggung karena niat baik yang telah ditolak oleh seseorang, tetapi saya menjadi mengerti bahwa ada beberapa alasan yang membuat orang menawarkan kebaikan seperti menyadari bahwa seseorang kurang sehat atau keadaan lainnya. Jadi, kondisi seseorang tidak dapat dilihat atau dipahami dari penampilan luarnya saja.

Dengan pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa pengalaman memperdalam pemahaman. Jika suatu saat berada pada situasi yang sama, maka saya akan menilai dengan cermat timing dan kondisi yang tepat menawarkan niat baik saya dan secara proaktif menawarkan tempat duduk jika diperlukan.
Kemudian jika ditawarkan tempat duduk, saya akan terima dan mengapresiasinya tanpa mengkhawatirkan tatapan orang-orang disekitar saya.

Pengalaman tersebut telah menjadi pelajaran berharga buat saya.
Saya diingatkan terkait pentingnya kebaikan dan rasa syukur, serta menyadari betapa berharganya berbagi momen yang tidak tergantikan dengan orang lain.

Pada saat yang sama, saya juga menjadi sadar terkait kesulitan dalam berkomunikasi.
Saya menyadari bahwa komunikasi bukan hanya kata-kata, tetapi diperlukan juga untuk membaca ekspresi wajah, kondisi orang lain, dan mengambil tindakan yang tepat.

Jika menghadapi situasi serupa lagi, saya tidak hanya akan mempertimbangkan perasaan diri sendiri tetapi juga posisi dan situasi orang lain.
Saya ingin menegaskan kembali pentingnya memberikan bantuan ketika seseorang berada dalam kesulitan, dan memiliki sikap proaktif dalam memberikan bantuan.
Begitu juga ketika menerima kebaikan, saya ingin mencoba menyampaikan rasa terima kasih atau apresiasi yang tulus tanpa mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang lain.

Kejadian ini mengajarkan saya pentingnya memperlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan, bahkan dalam situasi terkecil sehari-hari.
Melalui pengalaman diri sendiri, saya merasa bahwa menghargai hubungan dengan orang lain dan memperdalam hubungan antar manusia adalah sebuah langkah menuju masyarakat yang lebih baik.

Kedepannya, saya ingin terus mengambil tindakan dengan mempertimbangkan filosofi ini.

Profile

MARIO
MARIO
Senang bertemu dengan Anda! Nama saya MARIO dan saya tinggal di Prefektur Aichi dan senang berbagi sedikit penemuan dan peristiwa menarik dalam kehidupan sehari-hari.
Di blog ini, saya akan memperkenalkan berbagai topik dari sudut pandang saya sendiri.
Saya akan senang jika Anda membacanya!

Artikel terkait