Saya sudah makan begitu banyak “gyudon” atau beef rice bowl sehingga sampai tidak tahu berapa banyak mangkuk yang dimakan sejauh ini. Sangat menyedihkan karena harganya telah naik baru-baru ini. Sepuluh tahun yang lalu, kita bisa memakannya seharga 280 yen. Saat in, harga Yoshinoya sekitar 480 yen. Jadi harganya naik sekitar 1,7 kali lipat. Tapi dengan rasanya yang enak dan disajikan dengan cepat, membuat saya memilih untuk memakannya terus.
Ngomong-ngomong, saat ini terdapat empat jaringan toko besar terkenal dengan restoran “gyudon”nya. Sukiya, Yoshinoya, Matsuya, dan Nakau adalah nama restoran “gyudon” yang pernah dikunjungi setiap orang setidaknya satu kali.
Kalau diurutkan berdasarkan jumlah toko, maka peringkatnya adalah sebagai berikut:
Juara 1 Sukiya dengan 1.937 toko;
Juara 2 Yoshinoya sebanyak 1.181 toko;
Juara 3 toko Matsuya dengan jumlah tokonya 956;
Tempat ke-4: Toko Nakau dengan 464 toko.
Saya terkejut karena awalnya terpikir bahwa Yoshinoya adalah yang paling populer.
Selain jumlah toko, saya juga mencari tahu peringkat berdasarkan popularitasnya.
Hasil survey dengan menargetkan pria dan wanita berusia 15 hingga 64 tahun secara nasional, adalah:
Juara 1 Sukiya (34,1%)
Juara 2 Yoshinoya (27,3%)
Juara 3 Matsuya (10,7%)
Hasilnya identik dengan peringkat berdasarkan jumlah toko. Seperti memang hal yang lumrah bahwa restoran populer akan memiliki banyak jaringannya.
Empat jaringan restoran “gyudon” besar tersebut memiliki beragam menu. Jadi tidak hanya “gyudon”, tetapi juga menawarkan banyak menu berdasarkan musimnya.
Pada musim gugur, seperti halnya “tsukimi/musim menikmati keindahan bulan” maka tersedia menu seperti Tsukimi sukiyaki beef bowl, taco rice, dan yakisoba beef bowl.
Menu karinya juga beragam.
Dengan menu yang memanjakan pelanggan setiap saat, anda tidak akan pernah bosan menyantapnya.
Citra restoran Nakau lebih cenderung ke “oyakodon” daripada “gyudon”.
Sedangkan restoran Matsuya memiliki imej dengan beragam set makanannya.
Jadi masing-masing restoran tersebut unik dan menarik.
Beberapa restoran buka 24 jam sehari, sehingga dapat menikmati menunya tanpa perlu khawatir dengan larut malam.
Lagi pula, saat kesulitan menentukan makan malam, restoran “gyudon” adalah yang terbaik.
Sajian yang paling enaknya adalah dengan menambahkan, acar jahe, dan “shichimi/serbuk cabai”.
Menurut saya, “gyudon” sederhana adalah yang paling enak.
“Gyudon” berawal sejak tahun 1899 ketika Eikichi Matsuda pindah ke Nihonbashi dari Osaka. Saat itu Eikichi Matsuda memperhatikan “nasi daging sapi” yang sedang populer pada saat itu. Kemudian ia mengembangkan “gyudon” berdasarkan selera makan orang yang bekerja di Uogashi. Kemudian membuka restoran “gyudon” dengan nama dagang Yoshinoya. Nama Yoshinoya berasal dari kecintaan Eikichi terhadap indahnya bunga sakura di Yoshino daerah Nara. (yoshino: nama daerah, ya: berarti “rumah”. Kata “ya” ini banyak digunakan untuk nama toko atau restoran)
Dari sinilah nama Yoshinoya berasal.
Yoshinoya Sudah ada sejak lama.
Inilah hidangan yang ingin selalu saya nikmati.
Profile
- Saya menyukai bisbol sejak saya masih kecil. Setiap hari sepulang sekolah, saya bermain baseball dengan teman-teman di luar. Saat kita berkumpul di rumah teman dan bermain game, tentu saja itu adalah pertandingan baseball. Tentu saja impian saya adalah menjadi pemain baseball profesional. Musiknya selalu menjadi Mr. Chill. Baseball dan Tuan Anak-anak adalah masa mudaku.
