Ziarah ke Tempat Suci

Anime Jepang sangat populer dan dicintai di banyak negara di seluruh dunia. Berbeda dengan animasi dari negara lain, anime Jepang menampilkan cerita yang bebas dan orisinal. Daya tariknya terletak pada penggambaran emosi dan latar belakang karakternya yang kaya, sehingga banyak karakter menarik yang mudah membuat penonton berempati. Selain itu, tema dan pesannya sering kali menyelami masalah sosial dan sisi dalam diri manusia, yang dikatakan dapat membangkitkan empati penonton.
Nilai ekspor anime ke luar negeri menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Industri anime bersama dengan subkultur lainnya terus tumbuh dan populer sehingga rasanya tidak berlebihan jika disebut sebagai budaya utama saat ini.
Banyak orang yang datang ke Jepang dengan tujuan mengunjungi lokasi “suci” dari anime populer. Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa budaya Jepang seperti anime dan yang lainnya merupakan salah satu alasan utama turis asing ingin berkunjung ke Jepang.

Sebenarnya, para turis mancanegara yang datang ke Jepang dan sering kita lihat di berita televisi, kini tidak hanya mengunjungi tempat-tempat wisata khas Jepang seperti Kyoto, Gunung Fuji, atau Hokkaido. Dengan berkembangnya media sosial, mereka mendapatkan informasi secara mandiri, sehingga datang ke tempat-tempat yang kurang dikenal yang orang Jepang sendiri jarang mengetahuinya. Sebaliknya, saya sebagai orang Jepang pun jadi belajar bahwa, “ternyata ada tempat sebagus ini di Jepang”.
Di antara berbagai destinasi tersebut, ada juga kegiatan yang disebut “ziarah ke tempat suci” (Bahasa Jepangnya adalah seichi junrei), yaitu mengunjungi lokasi nyata yang menjadi latar cerita dalam anime atau game. Daya tarik dari kegiatan ini diantaranya adalah pengalaman langsung berada di tempat yang menjadi latar dalam anime atau game, serta bisa berinteraksi dan bertukar informasi dengan sesama penggemar melalui media sosial.
Saya mencoba mencari tahu, jenis tempat-tempat ziarah anime atau game yang populer di kalangan wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang. Saya ternyata cukup banyak mengenal beberapa animenya. Kita bisa melihat daftar “88 Tempat Suci Anime” yang dipilih secara selektif setiap tahunnya pada situs web milik sebuah organisasi bernama Asosiasi Pariwisata Anime (Anime Tourism Association).
Situs tersebut menjelaskan dengan jelas mengenai anime dan lokasi yang digunakan sebagai latar anime tersebut, dan juga menyediakan tautan ke situs kota atau daerah tempat tersebut berada. Dengan demikian, pengunjung juga dapat mengetahui informasi tentang objek wisata lain di sekitar lokasi selain tempat ziarah anime itu sendiri.

Di antara lokasi-lokasi tersebut, terdapat perlintasan kereta Enoden dekat Stasiun Kamakurakokomae di Kota Kamakura Prefektur Kanagawa, yang menjadi latar dalam anime populer “SLAM DUNK”, yaitu sebuah komik basket yang dirilis dalam versi film pada Desember 2022 dan berhasil meraih pendapatan kotor lebih dari 39 miliar yen (sekitar 390 miliar rupiah) di seluruh dunia. Lokasi ini dikenal karena muncul dalam adegan pembuka anime tersebut. Kabarnya Lokasi tersebut kini dipenuhi wisatawan setiap harinya.

Tempat ini, untuk saya sebenarnya merupakan lokasi yang sangat penuh kenangan. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa tempat ini akan menjadi begitu terkenal. Saya sangat terkejut saat pertama kali melihat berita bahwa tempat yang penuh kenangan tersebut ramai dikunjungi wisatawan.

Sekitar 35 tahun yang lalu, saya masih ingat bahwa daerah ini tidak seramai sekarang. Jumlah rumah ditempat tersebut sangat sedikit, dan jalannya pun belum begitu tertata. Di atas bukit hanya berdiri beberapa rumah, dan sisanya adalah lahan kosong yang dipenuhi rumput liar. Selain itu, karena saat itu “SLAM DUNK” bahkan belum mulai diterbitkan, sudah tentu tempat ini belum menjadi lokasi yang dipenuhi kerumunan orang seperti saat ini.

Dari lokasi tempat tinggal saat itu, dengan mengemudi sekitar 30 menit perjalanan melewati pegunungan Kamakura, saya dapat tiba didepan perlintasan kereta api ini. Saya rutin mengunjungi tempat ini setiap tahun bersama ayah hingga kelas 6 sekolah dasar, untuk menyaksikan “Hatsuhinode” atau matahari terbit pertama kalinya di awal tahun.
Jika melewati perlintasan ini, maka kita bisa langsung menuju pantai berpasir. Saat fajar menyambut tahun baru, sekitar 30 hingga 40 orang berkumpul bersama untuk menantikan kemunculan matahari merah menyala yang secara perlahan muncul dari balik cakrawala.
Menyambut tahun baru dengan melihat matahari terbit bersama ayah di tempat ini sudah menjadi tradisi tahunan bagi kami sejak saya berada di taman kanak-kanak hingga kelas 6 SD.
Tempat yang begitu penuh kenangan.
Sepertinya lokasi ini dapat disebut sebagai sebuah “tempat suci” untuk para wisatawan mancanegara, para penggemar anime “Slam Dunk”, dan tentu saja bagi saya pribadi juga.

Profile

Chris·P·Bacon
Chris·P·Bacon
Lahir di Kamakura dan besar di Yokohama, dengan pengalaman tinggal di Inggris selama 6 tahun. Suka memodifikasi mobil, suka sepak bola, suka AKIRA, dan seorang ayah dari dua anak yang mendukung seorang aktris Korea. Motto sehari-harinya adalah "駑馬十駕(Meskipun seseorang kurang berbakat, dengan usaha keras dia dapat mengejar orang yang berbakat.)" dan penglihatannya adalah 2.0 dan 1.2 di mata kanan dan kiri. Klub sepak bola favoritnya adalah Liverpool dan ia mengagumi pemain seperti Eric Cantona dan Gattuso. Tinggal di daerah di luar 23 ku dari Tokyo, yang dikenal sebagai daerah pedesaan Tokyo.

Artikel terkait