Masyarakat Jepang Sangat Menyukai Gunung Fuji

Gunung Fuji (Masyarakat Jepang menyebutnya “Fuji san”) adalah gunung berapi aktif di Jepang, dan merupakan gunung tertinggi di negara tersebut dengan ketinggian 3.775,56 meter di atas permukaan laut. Semua masyarakat Jepang mengetahui Gunung Fuji dan sangat dicintai oleh banyak orang. Bahkan, nama Gunung Fuji sampai digunakan sebagai nama tempat di berbagai daerah, seperti “Fujimicho”, Fujimidai, dan Fujimigaoka. Selain itu, terdapat pula banyak daerah yang Namanya merujuk pada tempat-tempat dengan pemandangan Gunung Fuji yang indah, seperti “Fujimizaka (Tanjakan Fujimi)” dan “Fujimibashi (Jembatan Fujimi)”.
Terdapat juga semacam peribahasa yang cukup terkenal dalam budaya Jepang serta dianggap membawa keberuntungan jika muncul dalam mimpi pertama di awal tahun, yaitu: “Ichi Fuji, Ni Taka, San Nasubi (Pertama Fuji, Kedua Elang, Ketiga Terung)”. Meskipun tampaknya ketiga hal tersebut tidak saling berkaitan, tetapi jika ditelusuri lebih dalam, masing-masing unsur tersebut memiliki makna simbolis, yaitu: “Fuji” yang melambangkan keberuntungan dan keabadian (berasal dari kata “fushi” yang dapat diartikan sebagai tidak mati atau abadi), kemudian “taka” (elang) adalah burung yang agung dan melambangkan keunggulan atau ketinggian, dan “nasu” (terung) dikaitkan dengan kata kerja nasu yang berarti mewujudkan atau menghasilkan, sebagai lambang keberhasilan atau perkembangan.
Dari peribahasa ini, kita dapat merasakan kedalaman budaya dan bahasa Jepang, serta memahami alasan Gunung Fuji begitu dicintai oleh masyarakatnya.
Sebagai tambahan, saya sendiri belum pernah memimpikan Gunung Fuji dalam mimpi pertama saya di awal tahun.

Gunung Fuji dilihat dari rumah kami.

memerlukan perhatian serius.
Karena dua alasan inilah, akhirnya Jepang mengalihkan fokus untuk mendaftarkan Gunung Fuji sebagai warisan budaya, bukan warisan alam.
Mengenai poin pertama, Saya berpikir bahwa bentuk Gunung Fuji itu sudah sangat unik. Gunung dengan kerucut sempurna seperti itu, apakah ada yang menyamainya dibelahan bumi lain?. Saya pun penasaran dan mencoba mendalami lebih lanjut. Ternyata memang betul bahwa ada beberapa gunung di dunia ini yang benar-benar menyerupai Gunung Fuji.

Contohnya:
• Gunung Popocatépetl di Meksiko yang sering dijuluki sebagai “Fuji-nya Meksiko”.
• Gunung Cotopaxi di Ekuador, yang merupakan gunung berapi aktif tertinggi di dunia. Konon, kendaraan dapat mencapai sampai ketinggian hingga 4.000 meter, dan pendakian hingga puncaknya bisa dilakukan oleh wisatawan umum.
• Gunung Damavand di Iran dengan ketinggian 5.671meter, yang merupakan gunung tertinggi di Iran sekaligus di kawasan Timur Tengah.
Selain itu, masih banyak lagi gunung di dunia yang bentuknya menyerupai Gunung Fuji. Salah satu yang paling terkenal karena bentuk kerucutnya dianggap lebih indah dari Gunung Fuji adalah Gunung Mayon di Filipina. Gunung berapi aktif tersebut terakhir meletus pada Tahun 2013, dan saat itu lima orang pendaki menjadi korban letusannya. Meski berkali-kali meletus dan menimbulkan korban jiwa, bentuknya tetap luar biasa indah dan nyaris sempurna.
Di Jepang juga terdapat beberapa gunung yang menyerupai Gunung Fuji, seperti:
• Gunung Yotei di Hokkaidō, yang dijuluki “Ezo Fuji (Fuji dari Hokkaidō)”;
• dan Gunung Kaimon di Prefektur Kagoshima, yang kenal dengan “Satsuma Fuji”.
Jadi, ternyata ada cukup banyak gunung di Jepang maupun di dunia yang menyerupai Gunung Fuji.

Gunung Popocatépetl di Meksiko yang sering dijuluki sebagai “Fuji-nya Meksiko”.
Gunung Cotopaxi di Ekuador, yang merupakan gunung berapi aktif tertinggi di dunia.
Gunung Yotei di Hokkaidō, yang dijuluki “Ezo Fuji (Fuji dari Hokkaidō)”;
dan Gunung Kaimon di Prefektur Kagoshima, yang kenal dengan “Satsuma Fuji”.

Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Fuji telah menjadi destinasi yang sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai berbagai spot pemandangan indah di sekitar Gunung Fuji yang diperkenalkan melalui berbagai media dan berita, timbul juga sorotan mengenai berbagai perilaku mengganggu (seperti pelanggaran aturan atau ketidaksopanan) yang dilakukan oleh sebagian pengunjung.
Selain itu, kecelakaan akibat “pendakian kilat”, yaitu pendakian yang dilakukan tanpa istirahat yang cukup di pondok-pondok pendaki, tetapi langsung menuju puncak juga semakin sering terjadi. Oleh karena itu, sejak tahun lalu telah diberlakukan pembatasan pendakian berupa: pengaturan jumlah pendaki, jam pendakian, serta pengenaan biaya masuk. Berbagai upaya kini tengah dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dalam pendakian dan mengatasi berbagai masalah yang terjadi.
Berbicara tentang Gunung Fuji, saya sendiri pernah melakukan “pendakian kilat” saat masih muda. Pada waktu itu, semua orang melakukannya seolah merupakan hal yang wajar (meskipun istilah “pendakian kilat” belum dikenal saat itu). Kami semua sangat menikmati pengalaman mendaki Gunung Fuji.
Gunung Fuji, baik dahulu maupun sekarang, tetap menjadi gunung yang sangat dicintai. Bila Anda berkunjung ke Jepang, saya sangat menyarankan untuk singgah ke sana. Pendakian hingga Pos Kelima dapat dicapai secara mudah dengan menggunakan kendaraan. Tetapi, jika Anda berniat mendaki sampai puncak, maka pastikan untuk membuat rencana pendakian yang matang dan tidak meremehkan persiapannya.
Sebagai penutup, ada sebuah pepatah Jepang yang berbunyi:
“Orang bodoh tidak pernah mendaki Gunung Fuji, tetapi orang bodoh pula yang mendakinya dua kali.”
Apakah Anda memahami makna dari pepatah ini? Tentu saja setiap orang bisa menafsirkannya dengan cara yang berbeda.
Bagi saya pribadi, mendaki Gunung Fuji yang merupakan gunung tertinggi di Jepang adalah pengalaman yang sangat berkesan. Tetapi, jika ditanya apakah saya ingin mendakinya untuk kedua kali?, maka kalau mempertimbangkan usia saya sekarang sepertinya harus berpikir berulang kali (tertawa).

Profile

Y.K.
Y.K.
Seorang anak pantai asli yang lahir di Kota Yokohama, Prefektur Kanagawa. Saya seorang pria tua yang menyukai golf!
Berapa tahun lagi saya bisa bermain golf?
Dia bekerja keras setiap hari untuk menjaga jarak, meningkatkan tekniknya, dan bersaing dalam golf kompetitif.
Hobi lainnya: berkebun, bernyanyi dengan suara keras, menonton pertandingan bisbol, dll.

Artikel terkait