
Acara Bulan Maret “Haru no Higan”
Di Jepang terdapat acara “春のお彼岸 (Haru no Ohigan)” yang diselenggarakan pada bulan Maret. “お彼岸 (Ohigan)” adalah salah satu kata yang sering didengar tetapi sulit dijelaskan.
Oleh karena itu, jika orang Indonesia memahami tentang “お彼岸 (ohigan)” yang masyarakat Jepang sendiri pun sulit menjelaskannya, pasti akan dihormati oleh orang Jepang.
Sekarang, saya mau berbagi bercerita tentang “お彼岸 (ohigan)” yang ditelusuri sendiri.
“お彼岸 (ohigan)” adalah acara tradisional Jepang yang diadakan dua kali setiap tahunnya, yaitu pada Musim Semi dan Musim Gugur. Ini bukan sekedar acara mengunjungi makam, tetapi berhubungan juga dengan kepercayaan agama Budha dan memiliki makna spiritual. Mungkin ada kesamaan dengan salah satu budaya Indonesia, jadi nikmati bacaan ini.

“お彼岸 (ohigan)” dilaksanakan selama tujuh hari, termasuk tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah hari ekuinoks (matahari tepat diatas garis khatulistiwa) Musim Semi dan Musim Gugur. Pada saat tersebut, banyak masyarakat Jepang berkunjung ke makam dan menyampaikan rasa terima kasih kepada orang leluhur mereka.
Mungkin, anda bertanya kenapa acara tersebut diadakan pada waktu yang ditetapkan tersebut. Hal tersebut karena berhubungan dengan posisi matahari. Hari Ekuinoks Musim Semi dan Musim Gugur adalah hari ketika periode waktu siang dan malam menjadi sama. Pada hari tersebut, matahari terbenam tepat di barat.
Penganut Budha percaya terdapat dunia yang disebut “Gokuraku Jyodo (surga atau tanah suci)” di arah barat, yaitu tempat tujuan orang yang telah meninggal. Awal mulanya dari kebiasaaan orang-orang menyembah kepada matahari yang terbenam di arah barat dan membayangkan “gokuraku jyodo” yang sangat jauh diseberang sana.
Apakah di Indonesia juga ada upacara untuk menghormati para leluhur seperti acara “Selamatan”?. Dalam hal ini, “お彼岸 (ohigan)” juga mengandung makna untuk “menghormati leluhur kita”.
Ketika masyarakat Jepang melakukan “お彼岸 (ohigan)”, mereka berkunjung ke makam dan menyampaikan rasa terima kasih kepada leluhur mereka.
Banyak upacara tradisional Jepang yang berkaitan dengan makanan khususnya. Seperti pada waktu “お彼岸 (ohigan)”, orang Jepang memakan kue ketan manis seperti “Botamochi” atau “Ohagi”.

Sebenarnya, “Botamochi” adalah kue untuk hari ekuinoks Musim Semi, dan “Ohagi” adalah kue untuk hari Ekuinoks Musim Gugur, namun keduanya hampir mirip. Perbedaannya adalah nama kuenya disebut “Botamochi” dari bunga “Botan” yang memekar pada Musim Semi dan “Ohagi” dari bunga “Hagi” yang memekar pada Musim Gugur. Selain itu, jenis pasta kacang merah “Botamochi” memiliki tekstur yang halus, Sedangkan pasta kacang merah “Ohagi” memiliki tekstur biji kacangnya.
Mungkin Anda merasa heran kenapa orang Jepang memakan kacang merah pada “お彼岸 (ohigan)”. Itu karena kacang merah dipercaya memiliki kekuatan. Konon, orang-orang percaya bahwa warna merah memiliki kekuatan mengusir hal yang buruk, sehingga mereka mulai memakan kacang merah untuk mengharapkan kesehatan sambil menjaga roh leluhur mereka.
Ada juga orang yang beranggapan bahwa arwah leluhur akan kembali selama “お彼岸 (ohigan)”, sehingga mereka membersihkan rumah serta memberikan persembahan kepada para arwah leluhur tersebut.
“お彼岸 (ohigan)” adalah acara yang unik di Jepang. Menurut saya, inti dari “Ohigan” ini adalah menghargai leluhur dan membuat waktu yang khusus untuk kumpul keluarga. Mungkin event sejenis “ohigan” juga berkaitan dengan budaya di Indonesia.
Orang Jepang terus menyampaikan perasaan mereka kepada leluhur sejak dahulu melalui kunjungan ke makam dan menyantap “Botamochi” pada hari Ekuinoks Musim Semi dan Musim Gugur.
Jika Anda berkesempatan untuk datang ke Jepang, rasakanlah suasana “お彼岸 (ohigan)”.
Profile

-
Tiga nutrisi utama adalah olahraga/musik/alkohol
Yang saya inginkan adalah selera mode dan usia.
Orang sering bilang dia mirip komedian.















