Pergi ke “Toko Antenna”

Di Tokyo banyak terdapat “toko antenna” yang dibuat oleh suatu pemerintah daerah untuk menjual berbagai produk lokal khas dari berbagai daerah tersebut dan mempromosikan tempat pariwisatanya.
Suatu akhir pekan yang cerah, saya pergi ke “Koko Shiga (Ini Shiga)” sebuah toko antenna Prefektur Shiga yang berlokasi di Nihonbashi. Prefektur Shiga terletak didaerah Kinki Jepang, dengan Danau Biwa yang menempati 1/6 luas daerahnya menjadi simbol prefekturnya.

“Koko Shiga” adalah toko yang menjual produk khusus dan kerajinan tradisional Shiga, restoran yang menggunakan bahan-bahan Shiga seperti daging sapi Omi, dan pusat informasi umum yang menyediakan informasi tentang pariwisata dan tour yang direkomendasikan di Prefektur Shiga. Sehingga merupakan tempat dimana kita dapat sepenuhnya menikmati pesona Prefektur Shiga. Di toko tersebut kita dapat dengan mudah mencoba “funa zushi” khas prefektur Shiga yaitu “Otameshi Funazushi”, “Chojifu” dengan tekstur kenyal yang cocok untuk hot pot sukiyaki, teh Omi dengan aroma yang kaya dan rasanya yang lembut. Ditoko tersebut juga menjual berbagai barang seperti jimat keberuntungan “Hassouengi” berupa patung rakun (shigarakiyaki) dipercaya memiliki delapan jenis keberuntungan, dan buku gambar yang menampilkan karakter dari kota Hikone prefektur Shiga yaitu “Hikonyan”.

Diantaranya berbagai barang yang dijualnya, saya merekomendasikan makanan khas kota Omihachiman yaitu konnyaku merah. Kota Omihachiman adalah kota yang terletak di tengah Prefektur Shiga, di pesisir timur Danau Biwa.
Ini adalah tempat muasalnya pedagang Omi, salah satu dari tiga pedagang besar Jepang yaitu pedagang Osaka dan pedagang Ise. Tempatnya berkembang berdasarkan kota kastil yang dibangun oleh Hidetsugu Toyotomi.

Konnyaku merah yang terkenal di Kota Omihachiman konon sudah dibuat lebih dari 400 tahun yang lalu.
Konnyaku pada umumnya berwarna abu-abu kehitaman atau putih, tetapi di kota Omihachiman konnyakunya berwarna merah. Ada berbagai kisah yang menyatakan bahwa Oda Nobunaga, seorang komandan militer pada zaman Sengoku, menyukai hal-hal mencolok sehingga mewarnai konnyaku dengan warna merah. Tetapi tidak ada dokumen sejarah yang secara jelas menyebutkan pewarnaan merah tersebut, sehingga alasan pastinya masih belum diketahui.

Warna merah unik ini berasal dari zat besi yang disebut “sanni sanka testsu” atau Red Ferric Oxide (di Jepang, zat disetujui sebagai bahan tambahan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan). Konnyaku merah tidak memiliki bau khas konnyaku, dan anda dapat menikmati teksturnya yang halus, lembut, dan tebal berisi.

Mungkin ada yang berpikir bahwa konnyaku adalah makanan tanpa nutrisi, tetapi sebetulnya konnyaku adalah makanan yang kaya akan serat, dan untuk konnyaku merah juga dapat memasok zat besi untuk tubuh kita. Sebagai informasi tambahan, warnanya yang merah bukan berarti pedas, konnyaku merah ini terkadang disajikan sebagai menu makan siang di sekolah-sekolah di Prefektur Shiga. Sehigga anak-anak juga dapat mengkonsumsinya.

Awalnya saya terkejut dengan warnanya, tetapi rasanya sangat enak ketika pertama kali mencobanya. Sehingga saya ingin kembali ke toko “Koko Shiga” untuk membelinya kembali. Ditoko tersebut juga menyediakan konnyaku merah yang dibumbui, jadi kita dapat lebih mudah memakannya.
Jika ada kesempatan, silakan untuk mencoba setidaknya sekali.

Profile

melon bread
melon bread
Saya suka roti melon.
Saya menulis artikel berdasarkan keinginan hati saya, seperti mengunjungi museum, galeri seni, dan pertunjukan teater.

Artikel terkait

  1. No comments yet.