Rutinitas Latihan Otot

Saya sudah pergi rutin ke gym selama beberapa bulan ini.
Semuanya bermula ketika seorang teman memperkenalkan saya ke gym favoritnya dimana pada sekitar waktu yang sama juga saya menerima pesan pribadi dari asuransi kesehatan tentang Program Peningkatan Fisik untuk orang yang berisiko terkena metabolic syndrome.

Saya pernah bergabung dengan gym sejak lama, tetapi berhenti setelah pergi sekitar 3 kali. Ini mungkin karena saya termasuk “Mikkabouzu” atau orang yang mudah bosan dan tidak dapat melakukan sesuatu secara rutin/terus menerus.

Dengan pengalaman sebelumnya tersebut, sejujurnya ada kekhawatiran tentang berapa lama saya dapat secara rutin pergi ke gym. Tetapi saya memutuskan untuk mengambil risiko tersebut dengan pertimbangan bahwa status “terindikasi” akan menjadi “penderita metabolic syndrome” jika saya melewatkan kesempatan ini.

Pada awalnya, saya tidak tahu sama sekali cara menggunakan alat di gym, namun staf gym dengan cermat mengajari saya langkah demi langkah. Bahkan instrukturnya terkadang memberi instruksi waktu untuk setiap gerakannya, sehingga saya menjadi terpacu. Oleh karenanya, saya berhasil mengikuti satu sampai dua phase latihan perminggu selama beberapa bulan ini.

Begitu kita menyadari bahwa tubuh mulai membaik sedikit demi sedikit, maka olahraga di gym akan menjadi kebutuhan rutin. Sehingga tidak dapat hadir selama berhari-hari karena kesibukan tertentu, maka tubuh akan menjadi terasa lesu.

Jika terus seperti ini, tidak akan lama lagi saya dapat meninggalkan status “terindikasi metabolic syndrome”. (saya bicara apa ya)
Saya menantikan pemeriksaan kesehatan berikutnya.

Lantas, bagaimana situasi latihan otot di Indonesia?

Profile

book
book
Saya tinggal di KOTA PERDAMAIAN.
Kini setelah booming kegiatan di luar ruangan telah mereda,
Kita akan memasuki ledakan botani.

Artikel terkait

  1. No comments yet.