Tas Sekolah Jepang: “Randoseru”
April adalah musim masuk taman kanak-kanak dan sekolah di Jepang. Oleh karena itu kali ini kami akan memperkenalkan tas sekolah unik Jepang yang disebut “Randoseru”.
Randoseru adalah tas sekolah yang banyak dibawa oleh siswa sekolah dasar di Jepang untuk membawa buku pelajaran, buku catatan, dan lainnya saat berangkat ke sekolah.
Tas ini menjadi sangat populer sebagai tas sekolah bagi siswa sekolah dasar karena memiliki beberapa kelebihan dintaranya: memungkinkan kedua tangan digunakan secara bebas dan desainnya dapat mengurangi beban di punggung anak ketika membawa buku pelajaran dan barang lainnya .
“Randoseru” biasanya digunakan oleh siswa sekolah dasar selama enam tahun, dan terbuat dari bahan yang tahan lama seperti kulit tiruan, kulit sapi, dan bahan lainnya.
Dahulu, warna tas yang umum untuk anak laki-laki adalah hitam, dan merah untuk anak perempuan.
Jenis warna “randoseru” menjadi lebih beragam seperti pink, coklat, biru tua, hijau, dan biru, serta unsur fashionnya juga semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini mungkin karena pengaruh dari berbagai budaya yang berkembang di Jepang saat ini.
Selain itu, desainnya yang menekankan pada pentingnya tas sekolah berukuran besar telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena peningkatan jumlah halaman buku teks dan diperkenalkannya perangkat tablet.
Sejarah “randoseru” dimulai pada akhir zaman Edo (1603-1868).
Pemerintah memperkenalkan sistem militer gaya barat pada saat itu, dan ada perlengkapan yang diperkenalkan sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang tentara.
Konon peralatan yang berupa tas punggung tersebut dibawa dari Belanda dengan nama dalam bahasa Belanda yaitu “Ransel”, kemudian nama ini diserap ke dalam Bahasa Jepang dan menjadi “Randoseru”.
Penggunaannya sebagai tas sekolah konon dimulai di sekolah bernama “Gakushuin” yang dibuka pada tahun 1885.
Murid sekolah ini umumnya berasal dari anak-anak kalangan atas, namun karena filosofi sekolahnya yaitu “kesetaraan dalam pendidikan”, maka para muridnya dilarang membawa kereta kuda dan becak ke sekolah, dan siswanya juga harus membawa perlengkapan sekolah sendiri tanpa pembantu. Berdasarkan filosofi sekolah tersebut juga, kabarnya “randoseru” diperkenalkan sebagai tas resmi sekolah “Gakushuin”.
Setelah itu, “randoseru” menjadi populer di seluruh negeri setelah tahun 1950-an, ketika kulit buatan muncul sebagai pengganti kulit sapi yang mahal pada periode pertumbuhan ekonomi Jepang yang tinggi.
Sejak saat itu, “randoseru” telah populer di Jepang selama lebih dari 70 tahun.
Setiap orang Jepang memiliki kenangan dan cerita selama enam tahun di sekolah dasar tentang “randoseru” yang mereka ceritakan satu sama lainnya. Saya juga terkenang dengan meminta kakek buyut membelikannya untuk saya, serta ingat juga bahwa saya menggunakan dan menjaganya dengan hati-hati.
Jika berkesempatan berbicara dengan orang Jepang, coba ajukan pertanyaan terkait “randoseru” sebagai salah satu topiknya. Anda mungkin dapat mendengarkan berbagai cerita “randoseru” yang berbeda-beda.
Profile
- Saya seorang desainer yang juga menangani desain grafis, desain web, dan pengarahan.