Kendaraan Jepang di Indonesia: Kenangan Transmisi Manual

Saya ingin menulis tentang perasaan dan kenangan saat melaksanakan perjalanan bisnis ke Indonesia bulan lalu pada kesempatan ini.

Ternyata banyak sekali mobil Jepang di Indonesia, dan jumlah kendaraan dengan transmisi manualnya juga besar.
Kendaraan pertama dinaiki adalah Toyota Alphard yang membawa saya dari bandara ke tempat tujuan. Saya terkejut melihat bahwa semua mobil di sepanjang jalan adalah kendaraan Jepang, tidak peduli apakah saya melihat ke samping kanan atau ke kiri. Saya kemudian baru mengetahui bahwa kendaraan di Indonesia lebih dari 97% adalah merek Jepang. Indonesia disebutkan sebagai negara dengan populasi kendaraan merek Jepang terbesar kedua setelah Pakistan. Saya betul betul baru sadar terkait fakta ini.

Selain fakta tentang kendaraan merek Jepang tersebut, saya juga terkejut banyak melihat tulisan bahasa Jepang diperkotaan. Saya jadi timbul perasaan bahwa mungkin keren juga kalau misalkan orang Jepang juga banyak menggunakan bahasa Inggris atau tulisan alphabet di kota-kota Jepang juga.

Paragraf diatas mungkin sebagai kenangan umum saja, setelah ini saya akan fokus membahas bahwa kendaraan dengan transmisi manual sangat banyak di Indonesia.
Seperti pria dari era Showa, dapatkan lisensi Anda secara manual adalah seperti pria era showa (sekitar Tahun 1926-1989) di Jepang. Di Jepang pada saat ini sepertinya sudah beralih pada era transmisi otomatis, walaupun banyak yang mengambil lisensi mengemudi manual di Jepang. Tetapi kesempatan untuk menggunakan kendaraan manualnya jarang atau mungkin tidak pernah ada.

Sebuah titik balik kemudian terjadi pada pria seperti saya tersebut.

Suatu hari, saya berbicara dengan kolega seumuran dari perusahaan yang berbeda walaupun bidang kerjanya sama tentang pergi ke pemandian air panas. Pada hari yang ditentukan, dia datang dengan kendaraan R32 GT-R. Ini adalah jenis kendaraan kondang pada jaman dulu yang masih dijual dengan harga mahal karena beberapa ciri khasnya yang melegenda seperti: suara knalpotnya yang menderu-deru dan mendalam, serta sensasi lari kendaraannya seperti merangkak di tanah.
Rupanya dia mewarisi dari pamannya dan merawatnya dengan baik, dan waktu itu kebetulan dia datang menjemput saya untuk pergi ke tempat permandian air panas dengan kendaraan legenda tersebut.
Bagi saya sedang pernah membaca komik dengan judul berinitial D, menaiki kendaraan tersebut membuat saya menjadi ketagihan sehingga terbesit untuk membeli kendaraan dengan transmisi manual.

Secara rentetan waktu, sepertinya perasaan tersebut langsung timbul tetapi sebetulnya telah terjadi setelah menggunakan Nissan Cube selama kurang lebih empat tahun.
Pengalaman saya naik GT-R tersebut membawa saya untuk mengunjungi pusat penjualan kendaraan bekas bersama kolega saya Mr. GT-R.

Saya mengincar Legacy Touring Wagonnya Subaru, jadi ketika melihat kendaraan Subaru tersebut yang warnanya biru ungu dan diameter knalpot sebesar kepala bayi, saya langsung memutuskan membelinyanya. Suara engine BOXER nya bagus. Engine mobil Subaru sama dengan engine Boxernya Porsche. Suara yang keluar dari knalpot terdengar sangat menderu, betul-betul suara yang akan disenangi para maniak.

Namun, sayangnya itu adalah kendaraan bertransmisi manual, sehingga tidak mungkin saya bisa mengemudikannya. Itulah alasan mengapa saya membawa Pak GT-R bersama saya yaitu untuk meminta tolong mengemudikannya.
Sejak membelinya, sudah menjadi rahasia umum bahwa saya mati-matian berlatih mengendarainya setiap malam di lereng bukit sekitar rumah saya.
Setelah terbiasa berpindah gigi dan mengatur koplingnya, timbul kembali semangat berkobar untuk melakukan modifikasi.

Kendaraan Subaru ini sudah memiliki power sebesar 280 tenaga kuda, yang merupakan tenaga maksimum menurut peraturan domestik Jepang pada saat itu. Sehingga ini adalah kendaraan yang cepat yang tidak memerlukan modifikasi apapun.
Pertama-tama, optimasi sistem pengontrol sekuensial yang berfungsi untuk mengurangi potensi slip putaran antara turbin primer dan sekunder dari twin turbo. Untuk yang masih awan dengan istilah tersebut, ini adalah semacam alat yang membuat turbo dapat berjalan lancar.

Berikutnya adalah sistem pengontrol bahan bakar. Ini adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Mengontrol injeksi bahan bakar sesuai dengan kecepatan enginenya dapat merubah percepatan kendaraan secara significant.

Dari situ kita dapat mengukur power dan kecepatannya. Kemudian pada REV speed meter dipasangkan juga boost meter yang berguna untuk memeriksa kondisi turbo engine dan peningkatan efisiensi bahan bakar yang terjadi.

Kendaraan ini masih dilengkapi dengan turbo timer sehingga ketika mematikan kendaraan dengan posisi kunci di “off”, engine masih tetap akan menyala secara idle untuk beberapa waktu. Turbo timer ini sangat penting karena bertujuan untuk mencegah turbocharge macet, karena putaran kerja yang tinggi dari turbo yang mencapai 100 ribu hingga 160 ribu rpm dapat menghasilkan temperatur tinggi. Apabila pada kondisi temperatur tinggi tersebut poros rotor turbonya perlu tetap berputar supaya pelumasan masih dapat berjalan dan proses pendinginan berlangsung dengan baik.

Tetapi akibat beberapa modifikasi tersebut, ruang disekitar kemudi menjadi sangat bising dan menjadi seperti bisingnya di kokpit pesawat.
Seolah-olah mengatakan, “Saya yang terbaik dalam menggunakan”, kendaraan manual ini memiliki perpindahan gigi yang mulus, sehingga timbul perasaan menyenangkan saat memegang stirnya.
Meskipun kami menjalin hubungan singkat sekitar setahun sebelum menikah, kami memiliki kehidupan yang sangat memuaskan dan menyenangkan dengan mobil.
Sehingga, saat melihat kendaraan manual di Indonesia, tiba-tiba merasa bernostalgia dan teringat akan sensasi transmisi manual kembali.

Profile

soj_admin
Saya adalah administrator SOJ.
Kami menyajikan kepada Anda realitas kehidupan sehari-hari di Jepang.

Artikel terkait

  1. No comments yet.