Cara Menanggapi Kata plesetan

Saya mengalami sebuah pengalaman yang aneh beberapa bulan lalu. Waktu itu setelah pulang kerja, saya seorang diri sedang menunggu kereta di peron stasiun. Tiba tiba sebuah ide ‘plesetan’ muncul di benak saya.

Sebagai seorang desainer, biasanya ide yang dikembangkan adalah seperti ‘Suatu hal dapat diterapkan untuk hal lainnya’, ‘berbagai ide apabila dikombinasikan akan menarik, atau ‘produk seperti ini mungkin menarik’, dan lain-lain. Jadi, inilah pertama kalinya saya mendapatkan ide plesetan dapat digunakan untuk suatu desain.

Idenya seperti ‘turun’ ke saya, bukan ‘muncul’. Hal ini mengingatkan saya kepada musisi yang mengatakan bahwa lirik dan melodi nya ‘turun’ dari atas. Sekarang saya juga merasakan bahwa hal tersebut adalah benar terjadi karena mirip dengan yang dirasakan di stasiun kereta. Kalau saya musisi, mungkin lansung membuat catatan lirik atau melodi dari ide yang ‘turun’ tersebut. Sayangnya, ide plesetan yang ‘turun’ saat itu tidak dicatat dalam memori smartphone saya.

Kata plesetan agak sulit digunakan untuk komunikasi pada zaman sekarang. Bahkan, banyak orang yang tidak mengerti dan bersikap dingin ketika orang lain mengatakan kata plesetan. Ini mungkin karena tidak familiar dengan kata plesetan atau cara mengkomunikasikan kata plesetannya juga kurang tepat.

Cobalah membayangkan peristiwa sebagai berikut:
Pada acara kumpul makan dan minum sekelompok orang kantoran, bosnya berkata: “Terimakasih semuanya. Hari ini mari minum bir seperti dibanjur”. Ini adalah plesetan dari “Bir” dan “Banjur” (dalam Bahasa Jepang Bir adalah biiru, dan banjur/guyur adalah abiru. Mungkin ini sulit dimengerti untuk teman Indonesia yang belum mengerti Bahasa Jepang, tetapi ini seperti plesetan ‘kamu untuk focus tidak perlu aqua, tapi perlu aqu’). Situasinya saat mau bersulang minum bersama yang santai, sehingga plesetan mungkin berguna dalam berkomunikasi dan dapat memeriahkan suasananya. Tetapi mungkin juga diantara yang hadir tersebut ada pegawai muda yang sangat antusias namun tidak memahami kata plesetannya hingga melakukan tindakan mengguyurkan bir ketubuhnya sesuai kalimat yang diucapkan bosnya.

Atau mungkin contoh peristiwa lainnya yaitu:
Pasangan yang baru menikah pergi ke mall mencari perlengkapan untuk rumah barunya. Waktunya pasti sangat menyenangkan untuk pasangan itu karena penuh harapan untuk masa depan. Ketika melewati tempat yang melewati toko furniture, salah satu pasangan tersebut tiba tiba bilang: “Futon ga futtonda (kasurnya terbang, futon artinya kasur dan Futtonda berarti terbang)”. “Futon ga futtonda” merupakan plesetan yang terkenal plesetan di Jepang. Semua orang Jepang mengetahui pelesetan tersebut, mungkin plesetan ini seperti layanan defaultnya computer. Jadi ada kemungkinan plesetan tersebut akan keluar begitu saja dari mulut orang Jepang secara reflek.

Jika anda adalah yang mendengar plesetan tersebut, bagaimana reaksi yang akan diberikan? Apakah akan bereaksi seolah tidak mendengar, atau mungkin merespon dengan kalimat; ‘betul, terbang yaa’, dan lain-lain. Sepertinya akan ada berbagai reaksi untuk menyingkapi plesetan tersebut.
Sebetulnya plesetan bisa mengungkap sisi lain dari pasangan kita karena keluar tanpa sadar. Dengan reaksi dan suasana yang tepat sepertinya dapat menimbulkan hal positif dari plesetan seperti suasana yang cair dan menyenangkan sehingga menjadikan ikatan cinta semakin kuat.

Di dalam sejarah Jepang, ada suatu permainan teka teki dengan menggunakan gambar yang dikenal dengan “Hanjie (判じ絵)”. ‘Hanjie’ ini memiliki permainan kata yang kuat dan bisa menemukan berbagai kata plesetan dalam menebak teka teki gambarnya. Bahkan jika teka tekinya gambarnya dimainkan pada zaman sekarang, permainannya masih menyenangkan karena sesuai dengan kondisi saat ini. Sisi lainnya dari ‘hanjie’ adalah permainan ini terlihat memiliki selera desain yang begitu tinggi.

Meskipun akan sangat sulit untuk menebak dengan kosakata modern saat ini, tetapi saya merasa senang ketika memikirkan bahwa orang pada zaman Edo suka menggunakan kata-kata dengan bebas. ‘Hanjie’ masih dapat dilihat sampai saat ini seperti dalam desain handuk tangan dan produk lainnya. Ini mungkin dapat menjadi rekomendasi sebagai oleh oleh untuk orang yang datang dari luar negeri.
Mungkin akan menjadi momen yang menyenangkan ketika kita memikirkan sebuah kata plesetan. Kalau saya bisa mendapat ide kata plesetan baru lagi, saya ingin membuat catatan, memanfaatkannya dalam desain, dan membuat ‘hanjie’ orisinil saya.

Profile

MA
MA
Temanya adalah “Melihat kehidupan sehari-hari dari sudut pandang yang sedikit berbeda”
Saya menulis tentang hal-hal di sekitar saya, dalam radius sekitar 5 meter.
Seorang desainer grafis yang menyukai musik, seni, dan sastra.

Artikel terkait