Mengenal Kota Funabashi: Edisi Kota Baru

Hai semua, kembali berjumpa dengan saya, Tokio. Sebelumnya saya memperkenalkan fakta unik kota Funabashi, tapi kali ini saya akan memperkenalkan suasana Funabashi yang nyaman dan tenang sebagai tempat untuk tinggal. Pada kesempatan di edisi kedua ini, saya ingin memperkenalkan sebuah kota baru. Kota baru ini didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu yang berpusat di sekitar Stasiun Funabashi-Nichidaimae. Pada stasiun ini tersedia jalur kereta cepat Toyo sebagai jalur kereta yang menghubungkan Tokyo dan Prefektur Chiba.

Sebelum mengenalkan kota baru di Funabashi, saya juga akan sedikit membahas terkait tempat menarik lainnya yaitu stasiun Funabashi Nichidaime dan Kota Gakuen.

Pertama: “Stasiun Funabashi Nichidaimae”

Nama stasiun ini muncul karena berdekatan dengan Universitas Nihon yang dikenal dengan sebutan Nichi Dai. Universitas ini merupakan tempat dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Jepang. Gerbang masuknya ke Fakultas Sains dan Teknik serta Fakultas Farmasi terletak didepan stasiun. Disebelah gerbang tersebut, terdapat juga sekolah menengah atas (SMU), sekolah menengah pertama (SMP)dan sekolah dasar (SD) yang berafiliasi kepada Universitas Nihon. Ketika Pembangunan stasiun tersebut, pihak universitas bersinergi dalam berbagai bidang seperti desain, perencanaan area dan bangunan stasiun. Stasiun ini mulanya hanya merupakan daerah semak belukar dan ladang, namun dengan berdirinya stasiun tersebut, bagian depannya berkembang menjadi area sekolahan, sedangkan bagian belakangnya merupakan area yang tumbuh menjadi kota besar. Pengembangan kotanya mengacu kepada konsep penghijauan walaupun dengan jumlah hunian baru yang meningkat dari tahun ke tahun.

Kedua: “Kota Gakuen”

Seperti dikenalkan pada point pertama, kota baru berpusat disekitar Universitas Nihon dengan fasilitas sekolah lengkap dari dasar, menengah, dan atas yang berafiliasi dengan Universitas Nihon. Disetiap sekolah memiliki prasarana khusus untuk kegiatan klub ekstrakulikuler para pelajar, seperti lapangan sepak bola dan lapangan baseball. Kalau melihat bagaimana para siswa mengejar impian melalui kegiatan klubnya maka timbul perasaan positif. Tetapi, karena ini adalah daerah yang tenang dan jarang terdapat tempat makan maka timbul perasaan iba juga kalau melihat para pelajar itu ketika pulang malam dengan perut lapar. Para pegawai yang lelah sepulang dari tempat kerjanya juga tidak dapat menikmati tempat makan atau tempat bersantai lainnya didaerah tersebut.

Terakhir sesuai tema kali ini, saya akan memperkenalkan “Kota baru”

Ada dua tempat yang ingin saya rekomendasikan di kawasan pemukiman kota baru. Seperti yang diperkenalkan di awal, ini adalah kota yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir, jadi tidak hanya jalan raya tetapi juga lanskap kotanya juga baru dibangun. Diantara sarana dan prasaranaya, ada satu jalan yang menarik perhatian. Di jalan tersebut tidak terdapat tiang listrik dan tidak tampak ada saluran kabel listrik ke setiap rumah, sehingga membuat pemandangannya menjadi indah serta terlihat tidak ruwet. Tidak adanya tiang listrik seperti dikota baru ini sangat jarang terjadi di Jepang. Mungkin hanya terdapat sekitar 3% di seluruh Jepang. Sebagai penduduk kota Funabashi, saya turut bangga dengan berbagai desain menariknya meskipun saya tidak tinggal di daerah tersebut. Tetapi, ketika saya coba mencari tahu informasi dari negara lain, ternyata tingkat penetrasinya jaringan listrik tanpa tiang adalah 100% di London dan Paris, dan 40% di Jakarta Pusat. Betul-betul informasi yang mencengangkan saya.

Dikota baru ada juga tempat lainnya yang saya rekomendasikan yaitu Taman “Tsuboi kinrin” yang terletak disebelah utara stasiun. Bunga sakura yang mekar di musim semi sangat indah di sini, ditengahnya terdapat rumput yang luas yang dilengkapi dengan jalur jogging di sekelilingnya. Dibelakangnya terdapat kolam besar dimana kalau musim dingin, angsa sering datang berkumpul yang biasanya menjadi topik perbincangan yang seru.

Hal yang membuat kolam ini semakin populer adalah karena di dalamnya terdapat banyak akami migame (Trachemys scripta) yang umumnya dikenal sebagai “midori game”/kura-kura brazil). “Akami migame” cukup kecil untuk muat di telapak tangan dan terlihat lucu. Kura-kura ini biasanya dijual sebagai hewan peliharaan kepada anak-anak di tempat festival dengan harga yang terjangkau. Tetapi setelah beberapa tahun, mereka tumbuh dengan Panjang sekitar 20 hingga 30 cm. Dengan ukuran tersebut, banyak anak yang melepaskannya ke kolam dan sungai sehingga menyebabkan kura-kura tersebut berkembang biak dalam jumlah besar di seluruh Jepang. Oleh karena itu, penjualan dan pelepasan hewan tersebut saat ini dilarang oleh hukum Jepang.

Ada ratusan “akami game” di kolam ini, dan mereka muncul di tepi kolam pada musim panas. Jenis kura-kura tersebut tidak membahayakan manusia, tetapi anda akan kaget dengan jumlahnya yang sangat banyak. Meskipun hal tersebut akan cukup mengejutkan bagi anak-anak, tetapi taman ini memiliki banyak keindahan alam sehingga merupakan taman yang dapat dinikmati sebagai tempat istirahat oleh anak-anak dan orang dewasa.

Profile

soj_admin
Saya adalah administrator SOJ.
Kami menyajikan kepada Anda realitas kehidupan sehari-hari di Jepang.

Artikel terkait

  1. No comments yet.